CAHAYA ORGANIK - Iklim Yang Baik Untuk Tanaman Kakao atau Cokelat
Namun yang jelas, pohon cokelat atau kakao atau orang banyak yang menulis dengan ejaan coklat membutuhkan batas temperature tertentu. Kalau kita ambil garis besarnya, pohon kakao
ini membutuhkan temperature rata-rata setahun 25 °C dengan temperature
harian rata-rata terdingin tidak kurang dari 15 °C. Absolut minimum
tidak boleh lebih rendah dari 10 °C sedangkan maksimumnya sampai
sekarang belum ada ketentuan.
Alasan temperature rendah ini antara lain dapat dikemukakan sebagai
sebab terjadinya pembuangan yang terlambat. Akibat dari penurunan
temperature di bawah 22 °C, perkembangan rimordia bunga terhenti.
Perkembangan akan menjadi normal kembali setelah suhu naik menjadi 25
°C.
Tanaman kakao ini juga tidak tahan terhadap penyimpangan
temperature yang agak besar tiap harinya. Penyimpangan temperature
harian dari 9 °C, menyebabkan mata-mata tunas akan mengembang dan tumbuh
menjadi tunas. Hal tersebut bila terjadi dengan berulang-ulang maka
persediaan makanan di dalam batangakan habis dan akibatnya pohon akan
mengalami hambatan dalam pertumbuhan, sehingga pembentukan bunga dan
buahpun akan terganggu.
Tanah yang Baik Untuk Tanaman Kakao atau Cokelat
Dari berbagai pendapat dan penelitian bahwa tanaman cokelat akan tumbuh dengan baik pada tanah yang mengandung humus dengan pH antara 6,1 - 7.
Di Indonesia pohon cokelat akan dapat tumbuh subur di daerah yang
curah hujannya lebih dari 3.000 mm, atau pada daerah yang curah
hujannya 1.700 mm. jadi bila diperhatikan secara seksama bukan curah
hujan yang penting, melainkan pembagiannya. Dengan demikian factor tanah
juga memegang peranan yang sangat penting.
Kalau kita melihat bentuk dan macamnya tanah yang akan dipersiapkan, dapatlah dibedakan sebagai berikut
1. Hutan (asli atau sekunder)
2. Bekas tegal ataupun hama
3. Bakas tanaman perkebunan yang lain (karet kopi, dan lain sebagainya)
1. Hutan (asli atau sekunder)
2. Bekas tegal ataupun hama
3. Bakas tanaman perkebunan yang lain (karet kopi, dan lain sebagainya)
Jarak Tanam
Jarak tanam haruslah dilakukan / ditentukan terlebih dahulu sebelum
pembukaan ataupun persiapan dilakukan. Pemancangan patok-patok ataupun
anjir-anjir semuanya ditentukan oleh jarak tanam kakao. Jarak tanam ini berbeda-beda. Apalagi antara negara satu dengan negara lainnya.
Kalau di Indonesia jarak tanam kelihatan lebih mantap, yaitu antara 4 m x
4 m ataupun 4 m x 4,5 m dan 5 m x 5 m. Di indonesia pun diadakan uji
coba dengan jarak penanaman 4 m x 2 m. Pengujian ini dilakukan di Ngobo.
Di daerah jatirono dicoba pula jarak tanam 2,5 m x 2 m, ternyata
hasilnya lumayan baik.
Kakao dapat pula ditanam tanpa okulasi, yaitu yang disebut dengan
nama tanaman semai. Karena tanaman semai ini hasilnya rendah, maka
tanaman semai yang telah berusia setahun biasaanya disambung dengan
klon-klon kualitas baik, yaitu: DR 1, DR 2 dan DR 38 atau bisa juga
disambung dengan klon-klon KWC 1, DRC 13, DRC 15, dan DRC 16.
Sedangkan untuk batang bawah dibutuhkan biji-biji dari klon-klon yang
tertentu pula agar dijamin pertumbuhan dan perakaran yang kuat. Untuk
itu biasanya dipakai jenis klon DR 1, DR 2 G 8, dan GC 8, yang telah
melalui p;ercobaan dan ujian-ujian dib alai penelitian.
Pemilihan Biji untuk Benih
Buah untuk keperluan benih, akan selalu diambil dari buah yang telah
masak. Cara pengambilan bij-biji dari buah dilakukan dengan jalan
memotong buah secara horizontal. Pemotongan ini dilakukan dengan
hati-hati supaya tidakj merusak biji. Setelah itu biji-biji dikeluarkan
dari buah. Untuk keperluan benih, maka sebaiknya diambilkan biji-biji
yang berasal dari tengah.
Selaput daging buah yang menutupi biji harus dihilangkan. Sebab kalau
tidak maka bihji tersebut akan dirusak oleh semut, karena pulp atau
daging buah itu rasanya manis. Biasanya untuk menghilangkan pulp ini
digunakan abu. Biji-biji tersebut dicampur dengan abu kemudian
digosok-gosokan dengan kain lap. Setelah itu baru dicuci dengan air.
Setelah biji dengan pulp itu terlepas, batu biji-biji itu dikecambahkan.
Hal yang penting harus kita ketahui ialah, biji coklat ini tidak sama dengan biji-biji tumbuhan lain. Sebab biji kakao ini tidak mempunyai masa istirahat, karena itulah jika yang telah disiapkan harus segera dikecambahkan.
Sebagai pengetahuan tambahan, perlu pula diterangkan kalau biji yang
terlalu masak kurang baik untuk ditanam. Sebab biji tersebut telah
berkecambah dalam buah. Dengan demikian kecambah-kecambah tersebut telah
mati.
Perkecambahan Biji
Perkecambahan biji ini dilaksanakan dalam bedengan perkecambahan. Tempat ini biasanya berukuran 0,80-1 meter dan panjangnya tergantung dari keperluan. Bedengan ini harus dibuat pada tanah-tanah yang gembur dan diatasnya dilapisi dengan pasir setinggi 15cm.
Untuk menghindari tetesan air hujan atau pun sengatan matahari, perlu
dibuatkan atap. Tinggi atap tersebut kurang lebih 1,5 meter untuk yang
sebelah timur dan 1,20 untuk yang sebelah barat.
1. Cara Meletakkan Biji
Biji yang dinamakan eye atau radical yaitu tempat keluarnya akar, diletakkan di sebelah bawah. Jika eye atau mata atau radical tidak dapat dibedakan, maka biji dengan ujung yang besar, diletakkan di bawah. Hal ini memang sangat penting karena kakao bersifat epigaes yang artinya berkecambah dengan keping bijinya di atas tanah. Oleh perpanjangan hypocotyls, keping biji akan terangkat di atas tanah.
Dengan meletakan mata berada di sebelah bawah, lembaga tanaman tidak
kehilangan energy untuk mengangkat kepingnya ke atas tanah. Biji di
susun dengan jarak alur kurang lebih 3 cm, dan jarak biji satu dengan
lainnya dalam alur kurang lebih 1 cm. Biji kita pendam secukupnya,
hingga hanya sebagian kecil saja yang tersembul dari tanah. Setelah biji
dikecambahkan, bedengan kecambah segera disiram. Penyiraman bedengan
kecambah kakao ini haruslah dilakukan sehari dua kali, yaitu pagi dan sore.
2. Pemindahan Kecambah
Setelah 4 atau 5 hari biji-biji itu mulai berkecambah, demikian juga dengan biji-biji yang lainnya. Pada hari ke-12 semua biji akan berkecambah.
Pemindahan kecambah ke keranjang ataupun kantong-kantong plastic dilakukan setelah keping-keping biji mulai tersimbul ke atas. Pemindahan dikatakan terlambat bila keping sudah membuka dan sepasang daun kecil telah tumbuh.
Pemindahan yang terlambat memungkinkan terputusnya akar tunggang. Karena akar tunggang ini telah berkembang dan mungkin telah bercabang. Kemudian dipindah, ditanam ke dalam keranjang. Untuk ukuran keranjang maupun kantong-kantong plastic itu tergantung dari kebutuhan saja.
Setelah bibit berusia antara 6 sampai 8 bulan, barulah dipindahkan ke lapangan perkebun.
Di dalam keranjang yang berukuran diameter 15-20 cmdengan tinggi antara 30-35, diisi dengan tanah kompos (yang telah betul-betul menjadi tanah) yang dicampur dengan pasir dalam perbandingan 1 : 1. Keranjang atau kantong plastik yang sudah diisi tanah tersebut dengan 1-2 cm di bawah tepi.
Pada keranjang atau kantong plastic yang sudah terisi kecambah dipindahkan untuk kemudian dipelihara secara baik-baik.
Di dalam keranjang yang berukuran diameter 15-20 cmdengan tinggi antara 30-35, diisi dengan tanah kompos (yang telah betul-betul menjadi tanah) yang dicampur dengan pasir dalam perbandingan 1 : 1. Keranjang atau kantong plastik yang sudah diisi tanah tersebut dengan 1-2 cm di bawah tepi.
Pada keranjang atau kantong plastic yang sudah terisi kecambah dipindahkan untuk kemudian dipelihara secara baik-baik.
Pemeliharaan Bibit Dalam Keranjang
Keranjang ataupun kantong plastic yang berisi kecambah tersebut disusun teratur di tanah yang agak ditinggikan dan permukaannya ditutup dengan batu sabak atau batu merah. Peneduh yang di pergunakan dapat dengan pohon pelindung atau dengan atap yang pembuatannya sama seperti pada atap bedengan kecambah.
Penyiraman di lakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari.
Seminggu setelah bibit dipindahkan ke keranjang, pemupukan perlu
diberikan. Adapun dosis pemupukan yang diberikan ukurannya adalah
sebagai berikut:
1. Pupuk yang bentuknya padat:
2 gram ZA/bibit(/+1 Sendok the), diberikan kurang lebih 3 cm melingkar batang.
2. Pupuk yang bentuknya cair:
Campuran 25 gram ZA ditambah 20 liter air yang diberikan 0,5 liter tiap batang dengan catatan bahwa setelah penyiraman dengan larutan ZA ini, bibit harus segera disiram air untuk menghilkangkan atau mencuci bagian-bagian daun/batang yang terkena larutan tersebut
Perlakukan pemupukan ini dapat dilakukan satu kali satu minggu selama 2 sampai 3 minggu.
Lubang di gali dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm pada tanah yang cuup
subur. Akan tetapi kalau pada tanah ulangan maka lubang diperbesar
menjadi 100 cm x 100 cm x 100 cm. Kemudian lubang di biarkan terbuka
pada musim kemarau.
Untuk mempertinggi humus di dalam tanah, kita bisa tambahkan potongan rumput, pangkasan flemingia ataupun tunggul-tunggul tanaman jagung. Kemudian pada bulan Oktober / November lubang tersebut di tutup kembali dengan tanah bagian atas saja.
Setelah tiga bulan dari penanaman pemberian pupuk pada tanaman kakao
perlu dilakukan dengan dosis 25 gram ZA atau 15 gram Urea. Bila menurut
analisa tanah terbukti butuh p dan K, haruslah diberi pupuk N. P. K ±
50 gram.
Perawatan yang baik akan mempercepat pertumbuhan. Jika hama diberantas, pemupukan teratur dan bebas dari saingan rumput-rumput dapat ijamin dalam waktu satu tahun sudah dapat disambung dan tumbuh dengan cepat.
Salam Sukses Dari Kami: Kelompok Tani & Ternak "CAHAYA ORGANIK" / Ds.Sayo- Kab.Poso
0 komentar